WhatsApp Image 2023-07-31 at 12.12.59

FGD Pengembangan KIE Penjangkauan HIV bagi Populasi Kunci PSP

Pekerja Seks Perempuan (PSP) merupakan salah satu kelompok populasi kunci yang rentan terhadap penularan HIV dan memiliki akses terbatas terhadap informasi dan layanan terkait HIV-AIDS. Padahal, penjangkauan efektif terhadap populasi kunci amat penting bagi upaya pencegahan dan pengendalian HIV-AIDS. Salah satunya melalui strategi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) untuk memastikan pengetahuan yang akurat, sikap yang positif, dan perilaku aman terkait HIV-AIDS. Perlu diingat bahwa strategi KIE yang efektif harus didasarkan pada pemahaman mendalam mengenai kebutuhan dan preferensi populasi kunci, atau dalam konteks kegiatan ini PSP.

Oleh karena itu, Indonesia AIDS Coalition (IAC) melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) mengenai Pengembangan KIE Penjangkauan HIV bagi Populasi Kunci PSP, yang diadakan pada hari Kamis, 27 Juli 2023. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman mendalam mengenai kebutuhan informasi dan komunikasi yang relevan bagi PSP, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi aksesibilitas dan efektivitas KIE dalam penjangkauan PSP, serta mengidentifikasi strategi dan rekomendasi untuk meningkatkan program KIE dalam penanganan HIV-AIDS pada PSP.

Demi mendapatkan pemahaman yang komprehensif, kegiatan ini mengundang SR PKBI DKI Jakarta, SSR GEMA Indonesia, Yayasan Intermedika Prana, PKBI Jakarta Timur, & Jakarta Plus Center. Turut diundang adalah Peer Leader dan Peer Educator dari masing-masing organisasi.

Secara garis besar, beberapa topik yang dibahas dalam kegiatan meliputi:

  • HIV, Infeksi Menular Seksual (IMS), dan Testing bagi PSP (Skrining HIV berbasis Komunitas)
  • Penggunaan PrEP, Kondom, dan Pelicin oleh PSP
  • Kehamilan yang Tidak Direncanakan
  • Isu Kekerasan Berbasis Gender (KBG) dan Intimate Partner Violence (IPV) terhadap PSP

Dalam proses diskusi, terdapat usulan untuk membuat KIE dalam bentuk digital karena dianggap lebih praktis dan mampu menampung lebih banyak informasi. Namun, mempertimbangkan bahwa mungkin terdapat PSP yang tidak memiliki akses ke telepon genggam ataupun internet, maka KIE tetap akan dicetak dalam bentukfisik, tetapi dengan jumlah terbatas. Beberapa poin lain yang turut dibahas adalah terkait aksesibilitas materi KIE bagi PSP difabel; usulan agar konten disampaikan secara berulang dan dilengkapi dengan elemen visual (video, gambar, dsb.) supaya menarik; penggunaan media sosial dan media berbasis online; penggunaan bahasa yang sederhana & ramah komunitas; mencetak materi KIE dalam bentuk poster, pin, dan lembar balik; serta penyampaian informasi komprehensif mengenai Oral Fluid Test (OFT), PrEP, Kehamilan yang Tidak Direncanakan, dan KBG & IPV.

Adapun, KBG mengacu kepada segala bentuk kekerasan, baik verbal, psikis, seksual, ekonomi, maupun fisik. Saat di lapangan, PSP kerap memberikan respons yang berbeda. Namun, terdapat kecenderungan untuk menganggap kekerasan sebagai suatu hal yang biasa. Oleh karena itu, perlu dilakukan intervensi khusus yang dimaksudkan untuk mengubah paradigma tersebut. Sebab, KBG merupakan masalah yang serius, yang hampir setiap hari dialami oleh PSP baik dari pasangan, tamu, ataupun rekan kerja. Informasi yang disampaikan harus komprehensif, yang tidak hanya mencangkup apa itu dan bentuk-bentuk KBG & IPV, tetapi juga proses pelaporan dan pihak-pihak yang dapat dihubungi (paralegal, Lembaga Bantuan Hukum, dsb.).

Kegiatan berjalan lancar dengan partisipasi aktif dari peserta. Melalui kegiatan ini, diharapkan ke depannya dapat disusun materi KIE yang informatif, efektif, accessible, serta sesuai dengan kebutuhan dari populasi kunci. Utamanya PSP, sehingga mendapat informasi komprehensif mengenai HIV-AIDS yang kiranya dapat berkontribusi bagi capaian target program.

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

On Key

Related Posts

Publikasi

Making ARV Medicines Affordable

Indonesia memiliki angka kasus HIV-positif yang terus naik tiap tahunnya. Kenaikan angka kasus ini diringi pula oleh stigma dan diskriminasi yang masih marak terjadi. Tercatat

Read More »

want more details?

Fill in your details and we'll be in touch