Sambungan dari artikel sebelumnya
Keempat: Peningkatan pandangan pluralisme, khususnya soal kebebasan beragama, perbedaan tafsir ataupun kritik/otokritik terhadap pandangan keagamaan. Saya akui, kelompok penggiat AIDS justru banyak yang menerapkan kebebasan beragama dan pluralisme itu sendiri. Misalnya praktek hubungan pernikahan beda agama, hubungan sex tanpa ikatan perkawinan, pasangan gay, pasangan waria. Hal-hal seperti itu menjadi “biasa” dikalangan penggiat AIDS, mungkin karena dunia itu memang sangat dekat dengan kelompok gembok. Tapi sayangnya realita keharmonisan itu tidak diikuti dengan pemahaman pluralisme yang “memadai”.
(more…)