Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki peran penting untuk mengakhiri epidemi AIDS di kawasan Asia yang turut berpartisipasi dalam komitmen global untuk target 95-95-95. Yakni 95% estimasi Orang dengan HIV (ODHIV) mengetahui statusnya, 95% ODHIV mendapatkan pengobatan ARV, dan 95% ODHIV yang menjalani pengobatan ARV virusnya tersupresi. Indonesia juga merupakan salah satu dari 193 negara anggota PBB yang mengadopsi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan berkomitmen untuk mengakhiri epidemi AIDS sebagai ancaman kesehatan masyarakat pada tahun 2030.
Implementasi program pada proyek the Global Fund to Fight AIDS, TB, and Malaria (GF ATM) yang bertajuk “Indonesia HIV Response: Eliminating the AIDS Epidemic in Indonesia by 2030” sudah berjalan selama 1 semester pada periode tahun 2023. Dengan demikian, diperlukan adanya suatu pertemuan antara implementer program. Pertemuan tersebut dimaksudkan untuk mencari pembelajaran baik dan tantangan dalam kurun waktu implementasi semester 3 tahun 2023 agar terjadi perbaikan performa, baik dari sisi programatik maupun keuangan pada semester terakhir 2023.
Dalam implementasi program tahun 2023, Indonesia AIDS Coalition (IAC), selaku Principal Recipient (PR) masih bekerja sama dengan 5 lembaga yang menjadi Sub Recipient (SR), yang terbagi menjadi 3 SR untuk Penjangkauan PSP (FSW) yaitu Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Yayasan Kalandara, serta Yayasan Kerti Praja. Sementara 2 SR untuk Penguatan Sistem Komunitas dan HAM (CSS-HR) adalah Organisasi Perubahan Sosial Indonesia (OPSI) dan Jaringan Indonesia Positif (JIP). Kelima SR ini memiliki Sub Sub Recepient (SSR) yang menjalankan keseharian program di wilayah yang menjadi tanggung jawab mereka. Dari 2 program yang dikelola oleh PR IAC, terdapat 49 SSR, yang terbagi menjadi 41 SSR untuk FSW dan 8 SSR untuk CSS-HR. Selain itu pada tahun 2023, IAC bekerjasama dengan 4 Jaringan Nasional yaitu POP TB, GWL-INA, IPPI, dan Yayasan Suar Perempuan Lingkar Napza Nusantara (SPINN).
Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 26-29 November 2023 dan mempertemukan PR IAC dengan mitra SR, SSR, dan Jaringan Nasional. Sebagaimana yang telah disinggung, tujuan dari kegiatan adalah untuk mengevaluasi perjalanan program selama 1 tahun, memaparkan capaian dari masing-masing SR dan SSR yang disandingkan dengan target, serta menemukan pembelajaran baik dan mengatasi kendala yang terjadi selama implementasi program di semester 3 agar dapat menjadi pembelajaran untuk siklus selanjutnya.
Selain paparan mengenai capaian programatik dan keuangan, beberapa pokok pembahasan dari kegiatan adalah paparan hasil audit semester 2, paparan hasil rapid assessment dampak program CSS-HR terhadap pemajuan HAM komunitas ODHIV dan populasi kunci, evaluasi SSR oleh masing-masing SR, evaluasi Jaringan Nasional oleh IAC, serta koordinasi hasil antara SR dengan PR. Kegiatan berlangsung dengan lancar selama 4 hari. Sebagai penutup, disampaikan harapan bahwa integrasi antara program FSW dan CSS-HR dapat berjalan dengan baik tanpa adanya pengkotak-kotakan antar implementer. Juga terlepas dari pergantian implementer, program dapat terus berjalan dan memberikan manfaat bagi komunitas dan masyarakat luas.
Indonesia AIDS Coalition (IAC) merupakan sebuah Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) berbasis komunitas yang bertujuan untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat dalam program-program yang berkaitan dengan isu HIV-AIDS melalui kolaborasi dengan beragam pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun non-pemerintah.
Organisasi ini berdiri pada bulan Maret 2011 sebagai sebuah perkumpulan individu Orang dengan HIV (ODHIV) ataupun komunitas terdampak yang mengalami secara langsung kesulitan-kesulitan dalam mengakses layanan publik, mulai dari layanan kesehatan hingga sosial, karena status kesehatan yang dimiliki.
IAC kini telah berkembang menjadi sebuah organisasi ODHIV yang mampu memobilisasi masyarakat untuk melakukan kampanye dan advokasi dalam rangka memenuhi hak-hak dasar ODHIV dan kelompok yang terdampak HIV melalui beragam platform, baik digital ataupun sendi-sendi kemasyarakatan.