Indonesia AIDS Coalition (IAC) telah melaksanakan pelatihan mengembangkan pemberitaan media yang positif bagi ODHA di sejumlah distrik yang menjadi wilayah kerjanya. Pada setiap distrik pelatihan ini diikuti peserta yang terdiri dari jurnalis profesional maupun pegiat HIV-AIDS. Selama hampir tiga hari peserta diajak melihat isu HIV-AIDS secara lebih objektif agar secara bertahap bisa melahirkan pemberitaan yang tidak mengandung stigma maupun mitos yang selama ini kerap terjadi.
Salah satu kebutuhan yang langsung dirasakan seluruh peserta adalah pentingnya kerja sama antara pegiat HIV-AIDS dan jurnalis. Kerja sama ini mensyaratkan adanya saling pengertian dari kedua belah pihak sesuai perannya masing-masing. Dalam jangka panjang, kerja sama pegiat HIV-AIDS dan media dinilai akan sangat membantu program pengendalian HIV-AIDS.
Perlu diakui, pelatihan media pada umumnya tidak seketika mampu menghasilkan dampak seperti yang diharapkan. Pelatihan media adalah investasi jangka panjang. Pelatihan media juga sangat dinamis, mengingat tingginya pergantian posisi liputan jurnalis serta pesatnya perkembangan media, terutama media online belakangan ini.
Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo dalam Jurnal Dewan Pers Edisi 18, menyebutkan saat ini di Indonesia, total jumlah media diperkirakan mencapai angka 47.000 media. Di antara jumlah tersebut, 43.300 adalah media online atau daring. Sekitar 2.000-3.000 di antaranya berupa media cetak. Sisanya adalah radio dan stasiun TV yang memiliki siaran berita.
Pada sisi yang lain, komunitas pegiat HIV-AIDS juga masih memerlukan peningkatan kapasitas dalam menjalin hubungan dengan media. Pelatihan yang sebelumnya diberikan baru berupa pengantar untuk berkenalan dan bekerja sama dengan media.
Sehubungan dengan itu, komunitas pegiat HIV-AIDS di wilayah kerja IAC memerlukan bantuan teknis yang lebih intensif dalam menjalankan program hubungan dengan media (media relations). Bantuan teknis ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan pada tiap distrik mengingat perbedaan kapasitas komunitas dan tantangan di wilayah kerjanya.
Bantuan teknis bertujuan meningkatkan keterampilan komunitas dalam merancang sejumlah kegiatan seperti temu media regular dan konferensi pers atau media briefing. Selain itu, asistensi teknis juga dapat berupa peningkatan keterampilan komunitas dalam menyusun siaran pers dan lembar fakta yang efektif yang bermanfaat dalam membangun hubungan dengan media. Pemanfaatan media sosial para pegiat HIV-AIDS juga dapat ditingkatkan melalui praktik jurnalisme warga.
Kegiatan bantuan teknis juga sekaligus dapat menjadi sarana monitoring dalam menakar efektivitas pelatihan yang telah diberikan. Melalui monitoring yang disiapkan dengan baik, komunitas pegiat HIV-AIDS dapat memperoleh masukan berharga dalam rangka meningkatkan kuantitas dan kualitas pemberitaan yang lebih baik mengenai HIV-AIDS di wilayah kerjanya.
Lingkup Kerja
Indonesia AIDS Coalition (IAC) sebuah lembaga yang sebuah organisasi berbasis komunitas yang bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas dan partisipasi masyarakat dalam program AIDS.
Untuk melakukan dokumentasi dan menganalisa pelanggaran HAM yang terjadi pada populasi kunci khususnya MSM & TG dan melakukan monitor terhadap berita yang muncul di 23 wilayah intervensi kerja proyek CSS-EEA, dibutuhkan seorang konsultan yang akan melakukan beberapa kegiatan dan keluaran, sebagai berikut:
Keluaran/Output
Mempertahankan awareness pemberitaan media terhadap populasi kunci khususnya MSM dan TG dan untuk membela hak asasi manusia atas pelanggaran.
Hasil yang diharapkan
1. Meningkatkan keterampilan teknis dalam menjalin hubungan dengan media (media relations);
2. Memonitor perkembangan kualitas pemberitaan seputar HIV-AIDS di wilayah kerja Indonesia AIDS Coalition (IAC);
3. Mengembangkan instrument untuk assessment medis sosial terkait stigma, diskriminasi dan kekerasan pada pulasi kunci khususnya MSM & TG dilihati dari perspektif HAM;
4. Laporan hasil assessment di media sosial terkait menggunakan instrument yang sudah dibuat;
5. Modul untuk melatih MSM & TG untuk bijak dalam penggunaan media sosial.
Durasi Kerja
Periode Desember 2019 – Februari 2020
Kualifikasi:
• Memiliki pengalaman di bidang jurnalistik
• Memahami isu HIV
• Berpengalaman membuat bahan ajar atau modul lebih disukai
• Mampu bekerja sama di dalam tim dan memberikan pelatihan
• Berpengalaman bekerja dengan populasi kunci dan LSM di bidang HIV lebih di sukai
IAC membuka ruang bagi orang-orang dengan disabilitas atau berkebutuhan khusus, orang dengan HIV-AIDS, pekerja seks, mantan pengguna narkotika suntik dan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) untuk melamar.
Aplikasi surat lamaran berikut CV dikirimkan ke email: recruitment@iac.or.id dengan subject “Konsultan PPMR” sampai tanggal 20 November 2019.