Pelatihan RCAD

Pelatihan R-CAD bagi SR dan SSR

Setelah terpilih menjadi Principal Recipient (PR) dari the Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis, & Malaria (GF-ATM), Indonesia AIDS Coalition (IAC) mengampu beberapa program besar. Yakni Pencegahan HIV bagi Perempuan Pekerja Seks (HIV Prevention for Female Sex Workers/FSW), Penguatan Sistem Komunitas (Community System Strengthening/CSS), serta Pengurangan Hambatan terkait HAM terhadap akses ke Layanan Kesehatan (Reducing Human Rights-related Barriers to Health Services/HR). Dalam implementasi program FSW,  IAC bermitra dengan 3 SR dan 41 SSR.

Sistem pencatatan dan pelaporan yang kuat merupakan komponen penting untuk mendukung penyediaan, analisis, dan penggunaan data yang dapat mendorong pencapaian target global 95:95:95. Namun, data program HIV Indonesia masih disajikan secara agregat dibandingkan analisis bidang intervensi tertentu. Hal ini membuat sulit upaya identifikasi untuk melihat tantangan dan kebutuhan daerah. Menanggapi tantangan itu, IAC menggunakan sebuah sistem untuk menangkap data spesifik kabupaten dan menganalisis data tersebut agar menghasilkan pendekatan yang sesuai demi meningkatkan capaian.

Pada tahun 2022, IAC melalui mitra implementer telah menjangkau 126.939 Pekerja Seks Perempuan (PSP) untuk diberikan edukasi mengenai kesehatan reproduksi dan paket pencegahan. Lebih lanjut, 67.199 PSP tercatat telah melakukan tes untuk mengetahui status HIV mereka, 11.002 PSP melakukan screening HIV berbasis komunitas, 1.410 temuan kasus positif pada PSP, dan 126.939 PSP telah menjalani screening kekerasan dari pasangan intim.

Artikel terkait  Aksi Damai Koalisi Obat Murah di Hari Hepatitis Sedunia 28 Juli 2015: Sofosbuvir, Obat Hepatitis untuk Rakyat

Sementara untuk program CSS-HR, pada tahun 2022 tercatat 587 dokumentasi kasus yang dilaporkan oleh ODHIV dan populasi kunci, yang mana 180 kasus dilanjutkan prosesnya ke lembaga bantuan hukum.

Sebagaimana yang telah disinggung, IAC telah mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan dengan menggunakan R-CAD. R-CAD, atau Real Time Cascade Analysis Data, adalah sistem untuk mengintegrasikan aspek geospasial dalam program FSW dan CSS-HR. R-CAD memvisualisasikan analisis kaskade agregat secara real-time di setiap tingkatan (provinsi dan kabupaten/kota), sehingga memberikan ruang untuk menganalisis dan mengevaluasi kemajuan program terhadap tujuannya. Juga memberikan peringatan awal bagi setiap masalah yang mungkin muncul. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pencapaian melalui pendekatan yang disesuaikan dengan tantangan yang ditemui dan kebutuhan masing-masing daerah. Salah satunya melalui kegiatan coaching ataupun mentoring.

Ke depannya, R-CAD diharapkan dapat digunakan hingga ke tingkat Sub Recipient (SR) dan Sub Sub Recipient (SSR). Pada akhir bulan September 2023, IAC telah selesai melakukan pengembangan R-CAD. Sebagai tindak lanjut, maka pada 15-20 Oktober 2023 di Kota Denpasar, IAC melakukan kegiatan Pelatihan R-CAD bagi SR dan SSR, agar mitra implementer dapat memahami dan menggunakan R-CAD dalam implementasi program.

Artikel terkait  Penguatan Kapasitas Internal IAC terkait Pencegahan Eksploitasi, Kekerasan, dan Pelecehan Seksual

Beberapa topik yang dibahas adalah terkait:

  • Pengenalan R-CAD, termasuk pengertian mengenai sistem dan timeline pengembangan R-CAD.
  • User management.
  • Praktik input data, yang meliputi update profil SR & SSR, input data Pekerja Lapangan (PL), serta input data-data programatik (penjangkauan, testing, Community Based Screening (CBS), inisiasi ARV, retensi pasien, Loss to Follow Up (LTFU), serta tes Viral Load (VL)).
  • Cleaning dan import data.
  • Teknik membaca hasil analisis data R-CAD.

Melalui kegiatan pelatihan ini, peserta yang merupakan perwakilan dari SR dan SSR mendapat sosialisasi mengenai R-CAD, pemahaman terkait user management dan pemuatan user, pemahaman mengenai input data di semua form, pemahaman untuk melakukan cleaning dan import data, serta pemahaman untuk membaca hasil analisis data R-CAD.

 


Indonesia AIDS Coalition (IAC) merupakan sebuah Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) berbasis komunitas yang bertujuan untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat dalam program-program yang berkaitan dengan isu HIV-AIDS. Organisasi ini berdiri sejak tahun 2011 dan berkembang melalui kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun non-pemerintah.

Artikel terkait  Kegiatan Pertemuan Evaluasi PR-SR Semester 3

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

On Key

Related Posts

want more details?

Fill in your details and we'll be in touch