VSLA Sorong

Penguatan Komunitas Melalui VSLA: Kunjungan Semester IAC ke YAPARI

Sebagai pengembangan dari program CHAMPION-ID yang ditargetkan pada perempuan hamil dengan HIV dan caregiver Anak dengan HIV (ADHIV), Indonesia AIDS Coalition (IAC) menginisiasi upaya peningkatan literasi keuangan dan pelaksanaan Village Saving and Loan Association (VSLA). Inisiatif ini dilatarbelakangi oleh kesadaran bahwa berbagai program pemberdayaan masyarakat perlu untuk meningkatkan kapasitas dampingan mengenai literasi keuangan dan menabung, dengan harapan mencapai ketahanan keluarga dan resiliensi ekonomi.

Secara sederhana, VSLA adalah suatu kelompok keuangan berbasis komunitas yang  mana anggota-anggotanya — biasanya dari desa atau komunitas lokal — menyimpan tabungan dan memberikan pinjaman kecil antar satu sama lain dari dana yang dikumpulkan. VSLA dirancang untuk memperluas akses ke layanan keuangan formal bagi orang-orang yang tinggal di daerah terpencil atau yang tidak memiliki akses ke bank. Tujuan dari VSLA adalah meningkatkan kemandirian keuangan, memberikan akses terhadap modal usaha kecil, serta membangun solidaritas sosial di komunitas. Manfaat VSLA mendorong budaya menabung, juga membantu anggota mengelola risiko keuangan (seperti biaya darurat).

Artikel terkait  Kunjungan ke Klinik Komunitas “Love Yourself” di Filipina

Dalam konteks program CHAMPION-ID, VSLA ditargetkan kepada kelompok ibu hamil/menyusui dengan HIV ataupun caretaker ADHIV dan dilaksanakan pada kegiatan pertemuan support group.

Dalam rangka monitoring mitra Implementing Unit Yayasan Papua Lestari (Yapari) dan pelaksanaan Training of Trainers (ToT) untuk literasi keuangan dan VSLA, tim IAC dan Aliansi Anak dengan HIV melakukan kunjungan kerja ke Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya pada tanggal 21–25 April 2025.

Kegiatan dimulai pada tanggal 22 April 2025, dengan kunjungan ke kantor Yapari. Tim IAC memperkenalkan tujuan kunjungan selama empat hari, yakni memahami tantangan pekerja kesehatan komunitas (CHW) dalam melakukan pendampingan, terutama pada kelompok ibu hamil yang berasal dari komunitas Papua asli. Salah satu tantangan utama yang diungkap adalah sulitnya melakukan pendekatan karena kuatnya stigma dan tradisi adat. Dalam budaya lokal, status HIV masih dianggap merugikan dan dapat dikenakan sanksi berupa denda adat, sehingga banyak ibu hamil enggan menjalani tes HIV.

Setelah diskusi terkait tantangan tersebut, kegiatan dilanjutkan dengan sesi sosialisasi literasi keuangan. Peserta diajak untuk menggambarkan cita-cita dalam 5–10 tahun ke depan sebagai bentuk motivasi dalam mengatur keuangan. Trainer juga memperkenalkan konsep pengelolaan keuangan rumah tangga, membedakan antara kebutuhan dan keinginan, serta menyusun tujuan jangka pendek untuk membangun motivasi dalam menabung.

Artikel terkait  2nd Regional CLM Workshop

Pada hari ketiga, tim kembali ke Yapari dan melanjutkan sosialisasi tiga modul awal VSLA. Selain itu, tim IAC juga berpartisipasi dalam kegiatan support group meeting (SGM) bersama 12 orang peserta, yang terdiri dari caregiver ADHIV dan perempuan hamil/menyusui dengan HIV. Diskusi difokuskan pada pentingnya terapi ARV dan tes Early Infant Diagnosis (EID), serta berbagi pengalaman dalam proses pendampingan.

Dalam sesi SGM, IAC juga menyisipkan materi literasi keuangan. Para peserta diajak untuk menyusun cita-cita jangka panjang dan tujuan keuangan jangka pendek, yang diharapkan dapat membantu mereka mengelola keuangan secara lebih terarah.

Hari Kamis menjadi hari praktik dan pendalaman materi VSLA. Tim IAC memfasilitasi pemilihan struktur kelompok VSLA, dan trainer secara bergantian memandu jalannya pelatihan dengan pendekatan partisipatif.

Kunjungan berakhir hari Jumat, 25 April 2025, dengan tim IAC kembali ke Jakarta. Dari kunjungan ini, ditemukan bahwa sebagian besar fasilitas layanan kesehatan di Sorong telah menggunakan metode tes EID tanpa sayatan, tetapi masih banyak tantangan dalam menjangkau keluarga pasca kelahiran. Di sisi lain, respons positif terhadap literasi keuangan dan VSLA menunjukkan potensi besar untuk meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian komunitas melalui pendekatan pemberdayaan ekonomi. Khususnya bagi perempuan hamil/menyusui dengan HIV dan caregiver ADHIV. Pun juga terdapat sejumlah rekomendasi yang ditujukan bagi IU untuk peningkatan capaian implementasi program.

Artikel terkait  Workshop Penguatan Layanan HIV di Era JKN

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

On Key

Related Posts

Publikasi

Visi dan Misi

VISI Visi kami adalah dunia tanpa stigma dan diskriminasi di mana hak-hak  ODHA dan populasi yang terdampak AIDS lain diakui, dilindungi, dan dipenuhi. Dalam visi

Read More »

want more details?

Fill in your details and we'll be in touch