Lokakarya IAS

Lokakarya IAS: “Kemajuan, Hambatan, dan Prospek Masa Depan dalam Pencegahan, Testing, dan Pengobatan HIV di Indonesia”

International AIDS Society (IAS) merupakan asosiasi profesi HIV-AIDS, dengan 11.600 anggota dari 170 negara, yang beranggotakan dokter, Orang dengan HIV (ODHIV), penyedia layanan kesehatan, pembuat kebijakan, perwakilan OMS, dan lain sebagainya. IAS sebagai wadah dalam advokasi kolektif untuk isu HIV-AIDS menyelenggarakan kegiatan rutin konferensi dua tahunan. Selain itu, melalui IAS Educational Fund, juga mendorong negara-negara untuk menyebarluaskan informasi perkembangan terkini terkait HIV-AIDS, termasuk temuan yang juga dipaparkan pada konferensi.

Di Indonesia, IAS Educational Fund berhasil diselenggarakan pada tanggal 9-10 November 2022 melalui kerjasama antara Indonesia AIDS Coalition (IAC) dengan Pusat Penelitian HIV-AIDS Unika Atma Jaya (PPH UAJ), serta dukungan dari PDPAI dan Kementerian Kesehatan yang mengangkat topik “Melangkah Lebih Maju: Meningkatkan Upaya Pencegahan, Tes, dan Pengobatan HIV di Indonesia Lewat Ilmu Pengetahuan dan Keterlibatan Komunitas.” Lokakarya tersebut membahas: 1) Langkah menuju strategi pencegahan HIV yang inovatif di Indonesia; 2) Pemanfaatan strategi testing terbaru untuk menjangkau semua pihak; 3) Penyempurnaan pengobatan HIV demi merespons koinfeksi; serta 4) Peran dukungan sosial demi meningkatkan akses terhadap layanan pencegahan, tes, dan pengobatan HIV untuk peningkatan kualitas hidup ODHIV yang menghasilkan beberapa rekomendasi.

Artikel terkait  Lokakarya Peningkatan Akses Perlindungan Sosial pada Layanan Kesehatan Terkait HIV

Setelah 1 tahun berlalu, terdapat beberapa pencapaian sehubungan dengan rekomendasi dari kegiatan lokakarya, mulai di aspek pencegahan, tes, pengobatan, hingga perawatan. Pada aspek pencegahan, Indonesia telah berhasil melakukan uji coba PrEP dan juga berencana untuk melakukan perluasan di tahun 2024. Sedangkan tes mandiri HIV (HIV self-testing/HIVST) telah diujicobakan pada program penjangkauan populasi kunci dengan capaian yang terus meningkat. Terkait pengobatan, setelah diterbitkannya Permenkes No. 23 Tahun 2022 tentang Pengendalian HIV dan IMS, dilakukan penggantian (phasing out) Nevirapine (NVP) dan transisi ke Dolutegravir (TLD), yang rencananya akan selesai di akhir tahun 2023. Poin terakhir adalah kemitraan antara pemerintah dan swasta yang mengalami kemajuan, termasuk dalam pelacakan pasien Loss to Follow Up (LTFU). Kemajuan ini ditandai dengan dilakukannya kegiatan mentoring bagi komunitas dan distrik, yang diharapkan dapat memperkuat upaya dari pihak penyedia layanan kesehatan dan komunitas dalam menanggulangi HIV.

Terlepas dari kemajuan-kemajuan tersebut, tentunya terdapat berbagai tantangan dalam prosesnya. Untuk itu, IAS Educational Fund, melalui IAC bersama dengan PPH UAJ menyelenggarakan kegiatan Lokakarya IAS yang bertajuk “Kemajuan, Hambatan, dan Prospek Masa Depan dalam Pencegahan, Testing, dan Pengobatan HIV di Indonesia” pada hari Senin, 13 November 2023.

Artikel terkait  Community Delegation to the Board of the Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis, and Malaria Retreat 2015

Kegiatan ini terbagi menjadi 2 sesi, yang mana Sesi 1 membahas mengenai Pencegahan & Testing dengan pembicara dr. Rudi Wisaksana (PrEP), Santi (HIV ST), serta Raph L. Hamers (Pemaparan hasil studi HIV akut). Sementara Sesi 2 adalah tentang Pengobatan & Pemantauan dengan pembicara Tono (Pendampingan distrik & komunitas), Prof. Dr. dr. Evy Yunihastuti (Transisi ke TLD), serta Ayu (Pengalaman anak dengan HIV menjalani terapi ARV). Paparan diikuti dengan sesi tanya jawab dengan partisipasi aktif dari peserta. Hasilnya adalah rekomendasi yang menekankan mengenai perlunya penguatan multisektor dengan koordinasi pentahelix untuk menerapkan strategi-strategi baru dalam layanan primer. Hal ini mencakup penguatan layanan yang sudah ada, upaya pencegahan, implementasi PrEP, DVR (Data Visualization and Reporting), NMD (National Monitoring and Evaluation Database), serta penghentian penggunaan NVP. Penguatan layanan PDP, klinik swasta, dan penggunaan dashboard yang mumpuni, lengkap, dan

update juga menjadi fokus. Fleksibilitas dalam revisi pedoman PrEP diperlukan, sambil meningkatkan identifikasi cepat pada pasien dengan HIV akut. Tantangan khusus dihadapi oleh anak dengan HIV, dan perlu perhatian khusus terhadap kebutuhan mereka.

Views: 9

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

On Key

Related Posts

Lowongan Kerja

Vacancy Staf Admin Officer IAC

Sejak didirikan di tahun 2011, Indonesia AIDS Coalition mempunyai tujuan utama untuk mempromosikan tata Kelola program penanggulangan HIV dan AIDS yang lebih baik guna menciptakan

Read More »
Artikel

Kegiatan ERP Training II Rollout to SR

Indonesia AIDS Coalition (IAC) merupakan organisasi berbasis komunitas yang mempunyai misi untuk bekerja dengan populasi kunci demi menjamin pemenuhan hak-hak Orang dengan HIV (ODHIV), mendorong

Read More »
Lowongan Kerja

Vacancy Program Coordinator

This position is assisting Program Manager in organizing ongoing project of Indonesia AIDS Coalition. This task involves monitoring project plans, schedules, work hours, budgets and

Read More »
Lowongan Kerja

Vacancy Konsultan Penguatan Organisasi

Sebagai organisasi berbasis komunitas yang lahir dari sebuah kepentingan bersama Indonesia Aids Coalition (IAC) saat ini telah mengalami proses perubahan tahap demi tahap menuju proses

Read More »

want more details?

Fill in your details and we'll be in touch