Seks, Seksual dan Seksualitas

Seks, Seksual, dan Seksualitas

Seks, Seksual dan Seksualitas
Seks, Seksual dan Seksualitas

Pertemuan kali ini dihadiri oleh 10 orang peserta, yang dilaksanakan; Kamis, 03 Mei 2012 di secretariat Indonesia AIDS Coalition (IAC). Seperti biasa kegiatan dimulai dengan dengan review materi minggu lalu, dengan konsep “jemuran celana dalam”. Dalam review tersebut, peserta mengemukakan beberapa hal diantaranya : Mengenal lebih dekat apa yang ada dalam diri sendiri, sejak kecil. Materi yang lalu juga membahas cerita (cerpen) dan surat Kartini tentang kisah kisah perempuan di masa lalu. Kemudian membuat sungai kehidupan untuk merefleksikan apa yang telah terjadi dengan diri kita sejak kecil hingga dewasa kini.

Peserta dibagi kedalam 3 kelompok. dan diberikan 3 kata kunci yang ditulis dalam tiga metaplan dengan tiga warna. Yaitu Seks, Seksual dan Seksualitas. Tugasnya masing-masing kelompok adalah memberikan contoh dan menjelaskan masing dari kata kunci tersebut.

Peserta berdebat mengenai makna seks. Beberapa teman peserta setuju bahwa seks adalah pembedaan vagina dan seks, yang dibawa sejak lahir dan bersifat kodrati. Namun banyak peserta yang setuju juga bahwa seks tidak terbatas dalam pembedaan vagina dan seks, namun lebih luas. Bagaimana dengan orang yang terlahir tanpa vagina dan penis atau terlahir dengan keduanya? Bagaimana dengan Perempuan yang memiliki penis?

Kesimpulannya, adalah dalam istilah seks hanya pembedaan vagina dan penis. Siapapun pemilik alat kelamin/seks tersebut tidak berpengaruh,apakah namanya laki – laki,perempuan,waria,priawan ataupun tanpa label.

• Seks: Penamaan fungsi biologis (alat kelamin dan fungsi reproduksi) tanpa ada judgemental atau hubungannya dengan norma. Contoh: Penis dan vagina.
• Seksual : Aktifitas seks yang juga melibatkan organ tubuh lain baik fisik maupun non fisik.
• Seksualitas: Aspek – aspek terhadap kehidupan manusia terkait faktor biologis, sosial, politik dan budaya, terkait dengan seks dan aktifitas seksual yang mempengaruhi individu dalam masyarakat.

Itulah hasil dari peserta yang dapat membedakan makna seks, seksual dan seksualitas. Bahwa ternyata seks hanya sebuah label atau penamaan biologis, tidak ada hubungannya dengan penilaian tertentu. Sedangkan seksualitas sifatnya sangat luas, yang meyangkut persoalan diluar tubuh.

Kemudian sesi selanjutnya dilakukan dengan pemutaran potongan acara Indonesian Idol 2012, yang baru saja dilaporkan kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI Pusat. Acara itu sebuah bentuk pelanggaran HAM yang dilakukan Juri Indonesian Idol 2012 terhadap para kontestan melalui kata – kata dan komentarnya. Setelah melihat video itu ada beberapa komentar peserta; seperti;
A: Langsung saya pukul!
L: Pelanggaran Hak manusia,
J: Hidup kita yang punya, bukan berarti kita harus mengikuti apa yang orang lain tentukan.
C: Kata – kata juri tidak pantas, melanggar.
Al: Harusnya juri Idol mendapat pengetahuan seksualitas di IAC.

Peserta melihat bahwa, setiap manusia tidak memiliki hak untuk menyakiti/melukai/menghina/ mencaci maki manusia lainnya. Siapapun orang tersebut, apapun latar belakang, suku ras dan agamanya. Tidak diperkenankan untuk melakukan hal tersebut atas dasar apapun.

Tahapan kedua, peserta dibagi dalam 2 kelompok. lalu diberikan amplop yang berisi potongan istilah. Peserta bertugas untuk mengklasifikasikan kata – kata yang ada dalam amplop kedalam 3 kategori : Orientasi seksual, perilaku seksual dan identitas gender. Selain contoh-contoh dari ketiga istilah itu, peserta diminta untuk berikan definisi-nya dari 3 kategori yang ada. Peserta melakukan kegiatan sambil dihibur dengan alunan lagu Iwak Peyek dan Belah Duren, sehingga diskusi kelompok berdiskusi sambil santai dan bernyanyi.

Istilah – istilah yang ada dalam amplop antara lain : Queerr, biseksual, heteroseksual, aseksual, pelukan, ciuman, sex by hone, oral sex, onani, masturbasi, anal sex, penetrasi, remasan tangan, transgender, Waria, Laki – laki, Perempuan, Priawan.

Peserta sepakat yang termasuk kedalam Orientasi Seksual: Queer (Teori seksualitas yang cair dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan), biseksual, heteroseksual, homoseksual dan aseksual. Definisi dari Orientasi Seksual : Ketertarikan seksual baik fisik non fisik.

Yang termasuk dalam Perilaku seksual : Pelukan, Ciuman, seks by phone, oral sex, onani, masturnasi, anal sex, penetrasi, remasan tangan. Definisi Perilaku seksual : Cara untuk melakukan aktifitas seksual, menjadi pilihan tiap individu.

Kemudian yang termasuk kedalam Identitas gender : transgender, Waria, laki – laki, perempuan, dan Priawan.

Definisi Identitas gender : Pengakuan individu atau diri sendiri atas penentuan peran diri.

Peserta memperdebatkan mengenai istilah – istilah dalam identitas gender. Konstruksi sosial membentuk pola bahwa hanya ada laki – laki dan perempuan dalam soal gender. Maka dalam identitas gender, masyarakat banyak yang tidak sepakat dengan istilah selain laki dan perempuan, misalnya Waria ataupun Priawan. Padahal gender sebenarnya bisa dipertukarkan. Tidak ada masalah jika seorang yang gendernya perempuan tetapi memiliki penis, begitu juga ketika seseorang bervagina tapi meyebutkan dirinya sebagai laki-laki.

Manfaat dari permainan ini adalah, peserta dapat membedakan istilah – istilah seksualitas yang termasuk ke dalam orientasi seksual, identitas gender dan perilaku seksual. peserta juga dapat memahami dan mengerti maksudnya.
Tahapan ketiga : Peserta diberikan tulisan berita media. Kemudian peserta diminta untuk menganalisa tulisannya. 1. Apakah fakta yang ada dalam tulisan tersebut? 2. Pelanggaran apa yang terjadi dalam berita itu? 3. Sebaiknya rekomendasi apa yang diberikan terkait dengan tulisan itu.

Cerita pertama : Gay Jombang Pun menyingkir
Fakta: Pembunuhan yang dilakukan Gay Jombang dan berita yang ada memojokkan gay yang ada di Kota Jombang. Dalam cerita ini digambarkan bahwa Gay di labelkan menjadi seorang pembunuh. Karena ada seorang Gay yang menjadi sosok pembunuh, maka di cap buruk-lah Seorang Gay sama seperti sosok tersebut. Sebenarnya masalah ini adalah kasus pembunuhan, kenapa yang dibesar-besarkan adalah masalah Gay. Rekomendasi: Jangan pernah menghubungkan permasalahan dengan orientasi seksual. memberikan informasi ttg Seksualitas lewat media, pelatihan – pelatihan.

Cerita kedua : Bupati Nganjuk perintahkan pemantauan PNS Gay
Fakta: Bupati memerintahkan sekda untuk mendata PNS di lingkungan kerjanya yang diduga mengidap kecenderungan Gay. Solusi/rekomendasi: Melakukan audiensi ke Bupati Nganjuk, bahwa Pekerjaan tidak terkait dengan orientasi seksual. perlunya ada kebijakan yang berpihak pada kaum Gay.

Peserta dapat melihat permasalahan yang ada dalam setiap tulisan. Bahwa diskriminasi dan pelabelan masih dilakukan oleh masyarakat terhadap kaum marginal. Peserta pun sepakat, bahwa dalam menganalisa suatu permasalahan tidak diperkenankan untuk membawa orientasi seksual di dalamnya.
Akhirnya acara ditutup kurang lebih pukul 18.00 WIB.

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

On Key

Related Posts

want more details?

Fill in your details and we'll be in touch