Dear Pak Jokowi,
Perkenalkan Pak, nama saya Ayu Oktariani atau di Twitter dikenal dengan @ayuma_morie. Saya dari kampanye ODHA Berhak Sehat. Saya adalah Ibu berusia 28 tahun dengan satu orang anak dan baru saja menikah. Sejak tahun 2009, saya terdiagnosa terinfeksi HIV. Sejak hari dimana saya mengetahui status HIV saya pak, hidup saya berubah 180 di aspek kesehatan dan sosial. Untunglah sekarang sejak makin beredarnya informasi terkait HIV dan AIDS, stigma dan diskriminasi kepada saya mulai berkurang dan yang lebih membahagiakan saya adalah sejak adanya pengobatan HIV dan AIDS dengan menggunakan obat ARV maka kesehatan saya tetap terjaga dan saya bisa tetap aktif beraktifitas dan berproduksi sebagaimana layaknya orang lain yang tidak terinfeksi HIV.
Saya dan teman-teman sangat senang mendengar Bapak akan maju mencalonkan diri menjadi Presiden RI, Terus terang, saya dan juga semua saudara serta rekan saya yang juga terinfeksi HIV menaruh harapan besar semoga bapak bisa memenangkan pemilihan presiden nanti sehingga kami bisa mempercayakan pemenuhan hak orang dengan HIV kepada Bapak.
Pak Jokowi yang baik,
Saat ini ada 130 ribu orang dengan HIV di seluruh Indonesia yang sudah tahu dirinya terinfeksi HIV. Jumlah ini masih kecil karena menurut Kementerian Kesehatan diperkirakan masih ada 450 ribuan orang lagi yang sebenarnya sudah terinfeksi HIV namun belum mengetahui statusnya karena mereka masih takut untuk tes. Estimasi total jumlah orang terinfeksi HIV di Indonesia ini sekitar 590 ribu pak. Mungkin bagi sebagian orang akan menganggap ini angka kecil dibandingkan penduduk Indonesia yang jumlahnya 250 juta namun pak meskipun angka kecil, seseorang ini adalah anak, istri, suami, ayah, ibu, saudara dari manusia lainnya yang tentu saja akan turut sedih jika ditinggalkan. Selain itu saya yakin bahwa dimata bapak, satu nyawa saja akan dihitung karena mempunyai nilai yang tiada tara.
Kami sangat berharap agar tes HIV bisa menjadi program prioritas Bapak begitu dilantik nanti, Syukur-syukur Bapak mau tes HIV untuk memberikan teladan kepada kami seluruh rakyat. Dengan makin banyaknya tes HIV yang dilakukan, maka mereka yang ternyata terinfeksi HIV bisa tahu statusnya secara lebih dini guna mendapatkan perawatan dan pengobatan yang dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa mereka.
Pak Jokowi yang senang blusukan,
Sekali-sekali Bapak perlu juga tuh blusukan ke rumah sakit. Untuk melihat apakah orang terinfeksi HIV seperti saya ini menerima perlakukan diskriminatif di layanan kesehatan dan penolakan perawatan. Kerap kali kami merima penolakan perawatan dan untuk ini biasanya kami hanya bisa mengelus dada bersama rakyat miskin lainnya pak.
Tolong juga blusukan ke papua ya pak. Disana epidemi AIDS sudah masuk ke kelompok masyarakat umum. Banyak ibu rumah tangga dan bayi yang terinfeksi HIV di papua tanpa penanganan yang memadai.
Pak Jokowi yang rendah hati,
Kami juga yakin bapak mempunyai komitment yang tinggi untuk menyelamatkan nyawa kami yang setiap hari membutuhkan obat ARV tanpa putus untuk sepanjang hidup kami. Untuk informasi saja nih pak, di masa pemerintahan sekarang dan lalu, anggaran untuk pembelian ARV ini selalu ditengah ketidak pastian. Kadang cukup, namun tidak jarang seperti tahun 2013 ini anggaran untuk pembelian ARV mengalami pemotongan dana cukup besar sampai dengan 69 milyard. Bayangkan berapa banyak potensi orang yang kehilangan kesempatan mendapatkan obat ARV dengan adanya pemotongan sebesar itu.
Obat ARV padahal mempunyai fungsi ganda lho pak. Selain dia bisa memperbaiki kualitas hidup ODHA, berdasarkan hasil penelitian terbaru bagi ODHA yang rutin meminum ARV dan kadar HIV dalam tubuhnya ditekan menjadi sangat rendah maka dia tidak akan menularkan HIV ini kepada orang lain. Jadi tolong ya pak anggaran pembelian obat ARV jangan dipotong lagi tahun depan melainkan terus ditingkatkan.
Pak Jokowi yang dekat dengan rakyat,
Selain pemenuhan hak kesehatan, saya dan teman-teman ODHA lain pun butuh jaminan pemenuhan hak untuk bersekolah dan bekerja pak. Saat ini, banyak bayi dan anak yang terinfeksi HIV lho pak. Mereka-mereka ini membutuhkan akses sekolah agar kedepannya mereka bisa menjadi manusia yang pintar dan bisa turut berkotribusi pada pembangunan Negara yang kita cintai ini. Kami mohon ya pak, tolong jangan lagi ada kejadian anak dikeluarkan dari sekolah dikarenakan status HIV dia.
Selain itu pak, kami juga butuh pekerjaan yang layak agar kami bisa memenuhi kebutuhan hidup kami sendiri tanpa bergantung pada orang lain atau bantuan Negara. Masih banyak pak perusahaan dan bahkan instansi Negara yang enggan menerima kami yang ODHA untuk bekerja dan tolong ya pak bagi perusahaan dan instansi seperti ini diberikan teguran dan pembinaan bahwa kami sebagai ODHA tetap bisa produktif bekerja seperti orang lain.
Pak Jokowi yang murah senyum,
Wah, panjang juga ya surat saya. Mungkin ini bentuk kegelisahan kami sebagai ODHA yang selama ini sebagai minoritas kerap dipandang sebagai warga Negara kelas dua. Saya yakin bapak bisa merubah ini.
Saya doakan bapak bisa memenangkan pemilihan presiden nanti. Saya dan teman-teman ODHA siap bekerja bersama bapak demi Indonesia yang lebih baik. #JKW4P
Informasi lebih lanjut: Ayu Oktariani, ayu@iac.or.id +62 813 1441 4027