pc060038-1

RCEP Merampas Kedaulatan Negara

Jakarta, 6 Desember 2016

Isi perundingan The Regional Comprehensive Economi Partnership (RCEP) akan berpotensi mengancam ketidakadilan pembangunan ekonomi, pemenuhan hak sosial dan ekonomi masyarakat akibat menyempitnya ruang kebijakan negara yang tersandera oleh mekanisme penyelesaian sengketa investor dengan negara.

Diketahui hari ini pemerintah Indonesia melakukan perundingan RCEP yang bertempat di ICE BSD, Tangerang. Perundingan RCEP yang notabene diinisiasi oleh China serta negara maju yang terdiri dari Jepang, Australia, New Zeland, India dan Korea Selatan akan berlangsung dari 6 hingga 10 Desember 2016. Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Keadilan Ekonomi yang merupakan gabungan dari organisasi masyarakat sipil hari ini menggelar aksi penolakan di depan istana negara dari pukul 10.00- 12.00 WIB dengan jumlah peserta aksi sebanyak 60 orang.

Keputusan bergabung ke dalam RCEP dilakukan pemerintah secara sepihak tanpa meminta persetujuan rakyat. Pemerintah seolah-olah melupakan kelompok masyarakat sipil dan masyarakat korban dengan melakukan proses negosiasi secara tertutup dan menutup akses rakyat untuk mengetahui isi perjanjian yang akan berdampak langsung terhadap publik. Bocoran isi perundingan RCEP tersebut tidak sekedar mengatur kerjasama perdagangan secara sempit tetapi juga mengatur aspek ekonomi dan sosial secara luas sehingga akan berdampak langsung pada kehidupan rakyat Indonesia, bahwa adanya perlindungan terhadap investasi yang mengatur mekanisme investor- State Dispute Settlement (ISDS) atau mekanisme yang membolehkan investor asing menggugat negara sama saja dengan mempertaruhkan kedaulatan negara. Seperti yang disampaikan Abdul Rosyid (KPBI) dalam aksi tersebut RCEP merusak gerakan rakyat, merusak hajat hidup dan kedaulatan rakyat Indonesia.

Tidak hanya itu, peraturan perlindungan investasi dalam mekanisme ISDS akan dijadikan upaya bagi investor asing untuk menekan negara agar tidak mengeluarkan kebijakan pengupahan yang merugikan investor, atau negara akan digugat jutaan hingga milyaran dollar Amerika seperti yang terjadi di negara Mesir. Perusahaan Veolia menuntut Mesir untuk membayar kerugian sebesar 110 juta USD karena pemerintah Mesir memberlakukan peraturan baru mengenai kenaikan upah minimun buruh yang dianggap merugikan kepentingan Veolia. Selain itu Indonesia sebagai negara agraria semakin terancam karena dalam perjanjian RCEP mewajibkan negara anggota agar bergabung dalam UPOV 1991 yang melarang hak pengembangan benih oleh petani atas dasar pelanggaran hak kekayaan intelektual. Hingga saat ini, 90% perdagangan benih telah dikuasai oleh 5 korporasi multi nasional.
Pengaturan hak kekayaan intelektual juga akan menutup akses terhadap obat-obatan murah dan berkualitas. Putri Sindi (Indonesia AIDS Coalition) mengatakan bahwa, pengaturan standar tinggi hak kekayaan intelektual membuat jangka waktu paten semakin lama sehingga aturan ini akan mempertahankan monopoli paten oleh korporasi farmasi besar, padahal kesehatan merupakan hak yang melekat pada setiap orang sementara jaminan kesehatan di Indonesia masih menggunakan skema asuransi yang tidak bisa sepenuhnya memenuhi hak kesehatan rakyatnya, Wahyu koordinator dalam aksi penolakan RCEP tersebut menambahkan.
Dalam penutupan aksi, Rachmi dari Indonesia for Global Justice membacakan tuntutannya agar pemerintah Indonesia  menolak dan menghentikan perundingan RCEP yang sangat jauh dari kepentingan rakyat dan mengancam pemenuhan serta perlindungan hak-hak rakyat, kemudian meminta pemerintah untuk membangun ekonomi rakyat yang berkeadilan bukan ekonomi yang berkompetisi. Akankah pemerintah masih mau mendengarkan suara rakyat.

Artikel: Sally Nita

Share this post

On Key

Related Posts

Lowongan Kerja

Vacancy Finance & Admin Officer

Indonesia AIDS Coalition (IAC) is a community-based organization that focuses on the fulfilment of PLHIV and KAPs rights and has been working to support the

Read More »
Lowongan Kerja

Vacancy Konsultan Evaluasi IPV

Sejak kasus HIV pertama dilaporkan pada tahun 1987 di Indonesia, epidemi HIV terus menyebar secara luas dengan estimasi 543.100 Orang hidup dengan HIV berdasarkan data

Read More »

RCEP Merampas Kedaulatan Negara

Jakarta, 6 Desember 2016 Isi perundingan The Regional Comprehensive Economi Partnership (RCEP) akan berpotensi mengancam ketidakadilan pembangunan ekonomi, pemenuhan hak sosial dan ekonomi masyarakat akibat menyempitnya ruang kebijakan negara yang tersandera oleh mekanisme penyelesaian sengketa investor dengan negara. Diketahui hari ini pemerintah Indonesia melakukan perundingan RCEP yang bertempat di ICE BSD, Tangerang. Perundingan RCEP yang […]

TPP (Trans-Pacific Partnership): Manfaat atau Ancaman

    Penulis : Sally Nita Kemitraan ekonomi strategis Trans-Pacific Partnership (TPP) yang merupakan perluasan dari TPESP. TPP adalah rencana perjanjian dagang yang dirundingkan oleh sejumlah negara diantaranya, Australia, Brunei, Chili, Kanada, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, Amerika Serikat dan Vietnam pada Agustus 2013 bertujuan untuk mendorong liberalisasi negara ? negara di Asia […]

Workshop Penguatan Layanan HIV di Era JKN

image: http://patricmorgan.co.uk

Workshop ini diadakan di Hotel Grand Sahid, Jakarta, pada tanggal 11 Agustus 2011. Materi workshop dapat diunduh di bawah ini: Sesi 1 (klik di sini jika ingin mengunduh seluruh materi di sesi 1) Program Strategis Nasional Menuju Eliminasi HIV AIDS & PIMS, oleh?Dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes, Direktur P2PML, Kementerian Kesehatan Penyediaan dan Pengelolaan Obat ARV […]

Aksi Damai Koalisi Obat Murah di Hari Hepatitis Sedunia 28 Juli 2015: Sofosbuvir, Obat Hepatitis untuk Rakyat

Jakarta, 28 Juli 2015 Sejak tahun 2010, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menjadikan Hari Hepatitis Sedunia sebagai salah satu hari yang penting untuk diperingati setiap tanggal 28 Juli. Hepatitis C adalah salah satu dari jenis penyakit Hepatitis yang sangat serius bagi kesehatan rakyat Indonesia. Menurut WHO, diperkirakan ada sekitar 130-150 juta orang di dunia […]

want more details?

Fill in your details and we'll be in touch