Sejak Agustus 2024, Indonesia AIDS Coalition (IAC) hadir dengan program Child Life: Comprehensive Pediatric HIV Care (CHILD LIFE), yang bergerak pada isu penanganan HIV pada anak-anak di Indonesia. Sesuai namanya, program ini berkonsentrasi pada peningkatan fasilitas dan pelayanan medis yang lebih mendalam dan komprehensif untuk Anak dengan HIV (ADHIV) di rentang usia 0 – 14 tahun, dengan mengangkat isu-isu kunci dan tantangan yang menjadi hambatan bagi mereka.
Program CHILD LIFE bertujuan untuk mendorong akses bagi ADHIV pada fasilitas dan pelayanan kesehatan dengan tepat waktu, yang merupakan isu utama yang dihadapi oleh komunitas ADHIV sendiri. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya akses terhadap pengobatan HIV yang ramah anak, atau pediatric Antiretroviral (pediatric ARV atau pARV), terutama jenis pediatric Dolutegravir (pDTG) yang direkomendasikan bagi anak.
Minimnya mesin tes Early Infant Diagnosis (EID) sebagai tes diagnosis dini HIV juga menjadi akar masalah terhambatnya penanganan ADHIV. Hingga kini,
hanya tersedia empat mesin tes EID di seluruh Indonesia yang bertempat di kota-kota besar; yaitu di RS Dharmais Jakarta, RS Dr. Hasan Sadikin Bandung, RSUD Dr. Soetomo Surabaya, dan BLK Jayapura. Penempatan mesin tes EID yang hanya berada di kota-kota tertentu ini menyebabkan penanganan yang tertunda—karena proses sampai pasien dapat memperoleh hasil tes bisa mencapai hingga tujuh bulan lamanya.
Dan lagi, kurangnya dukungan psikososial bagi mereka membuat komunitas ADHIV seringkali merasa ‘kecil’—terlebih dengan stigma yang beredar di masyarakat luas tentang HIV-AIDS dan ODHIV secara umum. Hal ini dapat berpengaruh pada penanganan dan pengobatan mereka.
Maka dari itu, melalui program CHILD LIFE, IAC berkomitmen untuk membantu ADHIV agar dapat meraih kualitas hidup yang layak dengan membantu akses ke fasilitas dan penanganan kesehatan yang lebih baik dan efektif. Beberapa upaya kami dalam menjalankan program CHILD LIFE di antaranya adalah melalui advokasi pengadaan ARV yang ramah anak, kerja sama dengan komunitas HIV- AIDS di Indonesia dalam kampanye edukasi mengenai ADHIV, serta pengadaan lokakarya dengan berbagai aliansi nasional.
Di masa depan, kami berupaya agar ARV yang ramah anak dapat didistribusikan ke seluruh Indonesia, berikut dengan mesin tes EID yang pengadaannya dapat tersebar secara merata ke tiap provinsi di Indonesia agar deteksi dan penanganan terhadap ADHIV dapat dilakukan sedini mungkin.
Juga, melalui kampanye program CHILD LIFE, kami bertujuan untuk mengajak masyarakat luas untuk mengetahui dan mempelajari informasi terkait ADHIV agar dapat menciptakan lingkungan yang suportif bagi mereka. Hal ini kemudian dapat membangun ruang aman dan membentuk dukungan psikososial secara kolektif, sehingga harapannya, ADHIV tidak akan lagi hidup dalam bayang- bayang stigma negatif.