Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1987 hingga bulan Desember 2023, kasus HIV dan AIDS telah dilaporkan di 511 dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, atau sekitar 99% dari total. Epidemi AIDS di Indonesia telah berlangsung selama lebih dari tiga decade, dan saat ini terkonsentrasi pada empat kelompok populasi kunci, yaitu Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL), transgender, Pekerja Seks Perempuan (PSP), dan Pengguna Narkoba Suntik (penasun). Namun dalam 10 tahun terakhir, terdapat kecenderungan untuk merambah ke populasi umum yang tampak dengan semakin meningkatnya kasus penularan pada perempuan yang menjadi pasangan dari populasi kunci. Penularan pada populasi umum juga tampak pada situasi epidemi di Tanah Papua yang telah mencapai 2,3%.
Latar belakang ini menggambarkan kompleksitas tantangan yang dihadapi dalam upaya penanggulangan HIV pada ibu dan anak, khususnya di Provinsi Papua dan Papua Barat. Indonesia AIDS Coalition (IAC) melalui dana hibah dari Aidsfonds, memiliki proyek bertajuk “Bringing Kids to Care,’ atau CHAMPION-ID. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan bagi ibu hamil dan anak yang terinfeksi oleh HIV berikut upaya lainnya di Kota Sorong (Papua Barat Daya) dan Kabupaten Manokwari (Papua Barat).
Harapan utama proyek ini adalah untuk mengurangi angka penularan HIV dari ibu ke anak di Tanah Papua, meningkatkan harapan dan kualitas hidup bagi mereka yang terkena dampak HIV dan AIDS, serta membangun masyarakat yang lebih berempati dan peduli terhadap isu HIV dan AIDS.
Proyek ini dimulai pada bulan Maret 2024 hingga kini, dengan Yayasan Papua Lestari (YAPARI) bertindak pelaksana lapangan (implementer). Dalam rangka peningkatan kapasitas staff, maka Indonesia AIDS Coalition (IAC) mengadakan kegiatan bertajuk ‘Annual Supervision YAPARI’ pada tanggal 9-12 Februari 2025.
Kunjungan dilakukan untuk mengevaluasi administrasi, keuangan, serta implementasi program CHAMPION-ID dan persiapan untuk tahun 2025. Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan transparansi keuangan, memberikan pelatihan kepada staff admin, serta mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam pengelolaan proyek.
Pada tanggal 10 Februari 2025, tim melakukan kunjungan ke YAPARI dan bertemu dengan Koordinator, tim Monitoring & Evaluasi (Monev), juga Admin Keuangan. Diskusi awal membahas kondisi tim di Sorong dan evaluasi terkait proyek CHAMPION-ID tahun 2024.
Tim memberikan pelatihan terkait cara menyusun laporan keuangan, menomori voucher, serta meng-input data ke dalam sistem Excel yang sudah disediakan. Penomoran voucher juga diperjelas untuk menghindari kesalahan dalam pencatatan keuangan.
Selain itu, ditemukan bahwa beberapa staff belum terdaftar dalam BPJS Kesehatan karena masih dalam tanggungan suami atau memiliki tunggakan pembayaran. Tim merekomendasikan agar staff dengan tunggakan mencicil pembayaran BPJS mereka.
Pada 11 Februari 2025, tim kembali bertemu dengan koordinator dan admin finance YAPARI untuk memberikan panduan lebih lanjut terkait penyusunan laporan keuangan dan pengelolaan Uang Muka (UM).
Beberapa poin utama yang dibahas adalah terkait: 1) Pengajuan UM; 2) Pengelolaan Hutang Gaji; serta 3) BPJS Ketenagakerjaan.
Tim juga memberikan pelatihan mengenai Budget vs Actual (BvA), rekonsiliasi bank, dan pembuatan laporan aktivitas keuangan. Karena pemahaman dasar akuntansi dinilai belum memadai, tim melanjutkan penjelasan lebih mendalam mengenai struktur anggaran CHAMPION-ID tahun 2025, termasuk gaji, management fee, dan Office Rent Cost (ORC).
Selain evaluasi keuangan, tim juga meninjau proses rekrutmen staff admin YAPARI. Untuk perbaikan administrasi, tim menyarankan agar dokumen kontrak kerja, SPK staff, dan laporan penilaian karyawan dilengkapi dan dibuat lebih transparan agar mudah diakses oleh semua pihak terkait.
Kunjungan supervisi ini berhasil mengidentifikasi beberapa tantangan administrasi dan keuangan dalam implementasi proyek CHAMPION-ID tahun 2024 dan persiapan untuk tahun 2025. Tim memberikan rekomendasi dan pelatihan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan, rekrutmen staff, serta dokumentasi administrasi.
Ke depan, diharapkan YAPARI dapat meningkatkan kepatuhan dalam pencatatan keuangan, memastikan kesesuaian antara dokumen administrasi dan laporan keuangan, serta mengoptimalkan peran staff dalam mendukung program CHAMPION-ID tahun 2025.